TATTOO DALAM BUDAYA DAYAK NGAJU
TATTOO DALAM BUDAYA DAYAK NGAJU
Tidak banyak literature yang membahas mengenai tattoo ataupun motive tattoo Dayak Ngaju. Memang saat ini tattoo Dayak Ngaju bisa dikatakan telah punah, karena sudah banyak suku Dayak Ngaju yang menganut kepercayaan Islam, Kristen dan juga aturan Pemerintah yang tidak menerima pegawai/polisi/tentara yang memiliki tattoo, disamping itu tiidak ada lagi generasi tua yang masih tersisa yang bertattoo. Leluhur penulis yang bertattoo adalah kakek dari kakek ku salah satunya yang ada di daerah Tangkahen – konon cerita kakekku badannya penuh dengan tattoo dan semacam garis-garis. Sedangkan leluhur penulis yang berasal dari Tumbang Mantuhe juga dahulu bertatto – hanya menurut cerita kakeku tattoo leluhur yang ada di Tumbang Mantuhe adalah perlambangan dari “sahabat-sahabat” ghaibnya.
Orang sering mengasosiasikan Dayak dengan tattoo dan kuping panjang. Padahal tidak semua sub suku dayak menggunakan tattoo dan berkuping panjang. Pada kebudayaan Dayak Ngaju tidak dikenal budaya kuping panjang tetapi “babunus” atau “pesek” alias bertindik.
Suku Dayak membuat tattoo ataua “tutang” dalam bahasa Dayak Ngajunya dengan maksud:
1. Menurut kepercayaan Kaharingan, bila seseorang telah membuat tutang ditubuhnya, kelak bila meninggal dunia dan telah menjalani upacara tiwah, maka tutang yang berada ditubuhnya yang semula berwarna hitam, akan berubah menjadi emas sehingga seluruh tubuh akan berkilat-kilat.
2. Sebagai bukti bahwa ia suku Dayak. Sebab menurut tetek tatum (Kisah Kejadian Suku Dayak Ngaju), bahwa semua keturunan Antang Bajela Bulau, Tunggal Garing Janjahunan Laut, harus mempunyai tutang atau tattoo, sebagai bukti turunan nenek moyangnya. Dan semua turunan yang bernama suku Dayak harus di tutang badannya dan di “pesek” atau ditindik telinganya.
3. Terikat dengan sifat kepahlawanan. Dimasa lalu apabila pemuda suku Dayak tidak bertutang ditubuhnya, kurang mendapat penghargaan dari gadis-gadis sebab dianggap kurang jantan
4. Tanda lulus kinyah, biasanya pada usia 10 tahun, dimana anak ini telah berhasil mempelajari gerakan kinyah atau bela diri menggunakan Mandau dan berhasil mendapatkan kepala musuh maka di betis kakinya akan diberi tattoo
CARA MEMBUAT TUTANG
Peralatan yang harus disediakan:
•Sale damar, sale nyatting (arang damar), yaitu damar mata kucing atau damar batu, kalau damar lain menurut adat tidak diperbolehkan, karena katanya jika menggunakan damar jenis lain akan mengakibatkan infeksi.
•Upih pinang
•Lawas humbang buluh (seruas bamboo buluh)
•Humbang basila due (bamboo terbelah dua)
•Sanaman lapis isin tutang kahain tunjuk (besi gepeng untuk mats tutang sebesar telunjuk)
•Tabalien bulat kahain tunjuk (kayu ulin bulat sebesar jari)
Cara membuatnya:
Damar dibakar sampai menyala dan upih pinang dibengkokan diatas asapnya, agar arang dikumpulkan dan disimpan di lumbung buluh dan dicampur dengan sedikit air dan diletakan didalam bamboo yang telah dibelah dua. Setelah itu kulit digaris/dicacah dengan mata tutang dan dipukul dengan kayu ulin bulat sebesar jari sampai keluar darah dan dimasukan sale damar, boleh juga dicampur dengan emas / tembaga. Seminggu sampai sebulan barulah bekas luka yang ada dapat sembuh betul. Bila seluruh badan yang akan ditutang, memakan waktu sampai 2 tahun karena tidak dapat dilakukan sekaligus, karena sakitnya proses pembuatan tutang.
Nama-nama Tutang
Gambar naga, lampinak (seperi salib), apui (api), palapas langau (sayap lalat), matan punei (mata burung punei), saluang murik, manuk tutang penang, manuk tutang usuk, tutang bajai (tattoo buaya), tutang tasak bajai dinding.
Tabe
Jakarta 13/Oktober/2013
Ping balik: LANJUTAN TATTO RUMPUN DAYAK BIAJU | Folks Of Dayak
Desain yang lagi di gemari saat ini dan semakin banyak di pakai oleh para maniak tato, tato tribal adalah tato Polinesia yang mempunyai berbagai arti dan makna seperti peringkat, prestasi, status tinggi.dari Desain Tato Tribal itu sendiri .Klik disini untuk mendapatkan model tato yang lain
Saya baru dapat design tattoo dayak ngaju lagi.. setelah ekspedisi ke kampung.. design tattoo ini dipakai oleh Kakek dari kakek saya sendiri.. nanti akan saya share motivenya..
tabe! Slmt hsupa. Sya mau tnya phari, klo ad info tato dtrdsonl Dayak Ma’anyan d Barito Timur tlg share y bang..mksh. Tabe.
Seperti yang saya sudah coba jawab pertanyaan sebelumnya.. nampaknya orang Maanyan tidak mengenal budaya tutang.. kalau pun ada hanya sedikit yaitu berupa rajah.. ada yang bentuknya seperti ini tanda tambah (cacak burung) dan juga dua buah gundukan.
Terima kasih pahari. Saya ada mendapati Tulisan Letnan C. Bangert pada tahun 1857 ketika berada di desa Siong (sebuah desa Ma’anyan Paju Epat), yakni Verslag der reis in de binennwaarts gelegene straken van Doessoen Ilir dlm buku Indische Taal Land en Volkenkunde IX, 1860, hal. 153. menurut Bangert, orang Ma’anyan disana tdk mempraktekkan tattoo (het tatoeeren is niet in gebruik).
Kalaupun orang Ma’anyan mengenal istilah “tutang,” kemungkinan karena mendengar & melihat dari suku2 lain. Jadi benar memang tidak boleh “dipukul rata” digeneralisasi anggapan bahwa org2 Dayak (termasuk Ma’anyan) mesti bertato. Tidak dapat dipungkiri pada masa kini tattoo pada anak2 Ma’anyan yg bernuansa “tradisional” adalah pengaruh cross culture & globalisasi. Pada sisi lain apresiasi positif patut diberikan atas penciptaan motif2 baru yg memberi arti & makna baru (custom tattoo), karena juga menunjukan mereka adalah generasi2 yg aktif & kreatif. Tabe..
Wah artikel panjang dan menarik nih…Saya Dayak Kanayatn meskipun saya tidak bertato tapi saya mengagumi tato Dayak dan keunikannya. Proud to folksofdayak blogger.
Apakah bisa share artikel sub suku Dayak mana saja yang mempunyai tato tradisi? Saya juga mencoba menulis tentang tato Dayak pada blog yang baru saya buat. Bila berkenan kunjungi saya di http://tattoo-motif-dayak.blogspot.com