MANTRA DALAM BUDAYA DAYAK


MANTRA DALAM BUDAYA DAYAK

Dalam budaya Dayak tentu kita juga tidak asing dengan “bacaan” atau mantera yang diucapkan seolah-olah ia tidak memiliki makna, namun diyakini jika dibacakan dengan cara yang tepat akan memiliki daya magis, baik itu untuk perkasih, perlindungan diri, mengobati sampai pada mencelakakan orang lain.

Mantra adalah bentuk puasi yang berirama yang tujuannya adalah mempermudah kontak dengan Yang Kuasa sehingga ia bisa meminjam kekuatan ghaib dan magis Yang Kuasa ini. Mantera-mantera Dayak juga banyak dipengaruh oleh kepercayaan baru yang datang misal Islam atau Kristen dan Hindu. Itu sebab kita bisa menemukan kata/konsep yang ada didalam kepercayaan lain itu. Misal, berikut adalah salah satu contoh mantera perkasih:

“Bismillahirrahmanirrahim Tunduh Mintuh Manikuh Manik Ullah Muhammad Rasullulah Tunduk Kasih Kepadaku”

Terlihat unsur Islam telah mewarnai mantera ini bahkan ada juga unsur Yudaisme dalam hal ini Caballah mewarnai dunia mistik Dayak. Namun mantera-mantera ini tidak bisa hanya diucapkan begitu saja, ia harus disertai dengan tata cara tersendiri atau “japaiannya” sebab jika tidak kata-kata ini hanya akan menjadi kata-kata tanpa daya magis. Seperti mantera untuk mengobati sakit pinggang:

“Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad”

Mantra ini dibaca tatkala bangun dari tidur sambil melingkarkan tangan ke pinggang dengan ibu jari saling bersentuhan. Kemudian kedua tapak tangan tadi diputar kebelakang sambil diurut ke bawah.

Mantera-mantera ini sering disalah artikan oleh orang awam sebagai bentuk “okultisme” atau meminta kekuatan setan, padahal sejatinya mantera-mantera ini diciptakan oleh nenek moyang kita untuk mempermudah kontak dengan Tuhan dan memohon kuasa Tuhan. Setidaknya ada 3 unsur yang terkandung didalam mantera yaitu: unsur pembuka, unsur sugesti dan unsur tujuan mantera itu.

Unsur pembuka ini bisa diperoleh dari bahasa Arab, Yahudi, ayat alkitab, agama Hindu dll sebagai wujud pengakuan yang bersangkutan bahwa ia TUNDUK pada kekuasaan Tuhan. Unsur sugesti adalah unsur yang berisi metafora atau simbol yang dianggap memiliki kekuatan gaib pada mantra yang diucapkan atau dalam rangka membantu membangkitkan potensi kekuatan magis atau gaib pada
mantra. Unsur yang membangun pada mantra-mantra yang dikumpulkan adalah unsur segesti. Sedangkan unsur tujuan adalah bentuk permohonan orang yang mengucapkan mantera tersebut.