MENJAWAB TUDUHAN SUKU DAYAK ADALAH PENDATANG DI KALIMANTAN
MENJAWAB TUDUHAN SUKU DAYAK ADALAH PENDATANG DI KALIMANTAN
Tuduhan ini banyak dilontarkan oleh orang-orang yang tidak menghargai keberadaan Suku Dayak sebagai penghuni asli Pulau Kalimantan. Baru-baru ini Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usaman, yang menyebutkan tidak ada putra daerah di Pulau Kalimantan dengan menyebut semuanya pendatang (silahkan baca berita), bahkan ada juga salah satu pejabat di Kalimantan Timur yang berujar bahwa penduduk asli Kalimantan Timur itu adalah suku Kutai dan Bugis, sedangkan Dayak hanyalah pendatang pada masa Proto Melayu.
Karena sudah merasa jengah dengan tuduhan lancung seperti ini, maka saya akan mencoba membahasnya.
Satu-satunya teori yang digunakan untuk pembenaran statement mereka ialah teori tentang Migrasi Proto Melayu atau Melayu Tua dimana terjadi migrasi dari Yunnan China ke arah nusantara ini, dan terjadi pada rentang waktu 2500 – 1500 tahun sebelum masehi (Neil Joseph Ryan (1976). A History of Malaysia and Singapore. London: Oxford University Press. pp. 4 & 5), kebanyakan teori menyebutkan Dayak adalah merupakan suku migrasi dari Yunnan dengan melihat beberapa kesamaan fisik & kebudayaan beberapa sub suku Dayak yang memiliki ciri ras mongoloid. Oke mari kita coba telaah.
Kebanyak para ahli menggunakan teori proto melayu hanya mendasarkan penelitian pada beberap sub suku dayak, padahal di Kalimantan ini ada ratusan sub suku dayak dan tidak semuanya memiliki ciri ras mongoloid. Setidaknya ada tiga pendekatan untuk menyanggah hal ini:
PENDEKATAN MELALUI MITE
Untuk menjawab ini tentu kita harus melihat dari mite atau cerita tutur orang Dayak sendiri tentang asal usulnya. Jika kita meneliti tentang mite-mite yang ada disemua suku Dayak kita akan menemukan 2 jenis cerita kejadian yang berbeda:
- Adanya migrasi dari satu daerah asal tertentu sebelum masuk ke Pulau Kalimantan yaitu migrasi dari negeri Cina
- Tidak ada kisah migrasi tetapi memang sudah ditempatkan Tuhan di pulau ini
Aku akan memulai dari kisah migrasi, beberapa yang memiliki kisah migrasi dari negeri Cina ini ialah seperti Dayak Kenyah, Dayak Lun Dayeh, Dayak Kadazan dan beberapa yang lain, jika melihat ciri fisiki suku Dayak ini memang mereka memiliki ciri-ciri ras mongoloid. Perpindahan dari daerah daratan Asia menuju Nusantara dan Pulau Kalimantan ini konon disebabkan terdesaknya oleh perang antar suku dan budaya KAYAU atau potong kepala. Inilah mengapa budaya Kayau atau potong kepala bukan merupakan budaya asli, ini dapat dilihat dari jenis senjata orang Dayak sebelum era Mandau berupa Dohong (sejenis belati) dari bentuknya memang tidak dirancang untuk memenggal tetapi lebih kepada untuk ritual. Kayau terjadi akibat pembalasan serangan para ASANG atau suku dari arah utara yang suka meyerang kampung lain untuk menjarah dan mengumpulkan kepala musuhnya.
Tetapi tidak semua suku Dayak memilki mite migrasi dan ciri fisik mongoloid. Salah satunya ialah Dayak Ngaju, kita dapat menggali dari kepercayaan KAHARINGAN (agama asli orang Dayak) tentang kisah Genesis manusia Dayak. Bahwa RANYING atau Tuhan menurukan manusia Dayak memang di Pulau Kalimantan ini. Generasi pertama manusia sering disebut TETEK TATUM atau manusia yang tinggi besar. Dari sumber kisah Tetek Tatum ini juga kita memperoleh info bahwa adanya kedatangan migrasi dari dataran China yang kemudian diterima dan terjadi asimilasi.
PENDEKATAN BUKTI PRA SEJARAH
Jikaulau orang sering menggunaka pendekatan teori Proto Melayu, maka seperti pendekatan Mite diatas ada kebenaranya atau Half Truth bahwa memang ada migrasi dari dataran Asia. Tapi jangan dilupakan adanya juga Indigenous di Pulau Kalimantan ini sebelum era Proto Melayu. Tapia apa buktinya ?? Di Kalimantan Timur kita menemukan beberapa Goa yang memiliki lukisan-lukisan tapak tangan, babi serta rusa terkena anak panah itu sama dengan yang ditemukan di Australia. Selain motif lukisan yang sama, ternyata usia dari bahan untuk melukis tersebut juga sama atau serupa peninggalan kaum Aborigin di Australia sekitar 10.000 tahun silam. Artinya jauh lebih tua dari pada era migrasi Proto Melayu.
Ada yang mengatakan ini adalah ras negroid atau Aborigin, maka bisa saja ras awal yang disebut TETEK TATUM di Pulau Kalimantan ini adalah ras negroid yang akhirnya terasimilasi dengan pendatang dari dataran Asia.
Selain lukisan di masih ada banyak peninggalan pra sejarah yang masih merupakan misteri, misal ukiran batu di Lidung. Padahal orang Dayak tidak dikenal memiliki kebudayaan mengukir di media batu. Dan juga peti mati batu di Kabupaten Pasir.
Lalu muncul pertanyaan kenapa kebanyak di daerah Kalimantan Timur peninggalan ini? Jika kita kaitkan lagi dengan tutur babad Dayak atau Tetek Tatum kita akan melihat bahwa generasi awal orang Dayak memang berada disekitaran Sungai Mahakam, yang kemudian terdesak kearah selatan akibat serangan para asang kayau – kemungkinan adalah serangan dari suku-suku yang datang dari dataran asia. Makanya zaman serangan asang kayau ini sering disebut era “RATAP TANGIS SEJATI”.
PENDEKATAN MENGENAI CARA PENGUBURAN
Jika melihat situs-situ pra sejarah dimana tulang belulang leluhur dimakamkan di kuburan batu atau di goa-goa. Maka untuk membandingkannya kita harus melihat dari Suku Dayak yang tidak dipengaruhi kepercayaan Hindu atau Islam. Mari kita lihat kebiasaan Suku Dayak Punan.
Dayak Punan menurutku yang masih murni dalam hal keyakinan sebab orang-orang Punan yang cenderung tinggal di pedalaman hutan. Kita akan melihat kebiasaan menguburkan leluhurnya di goa-goa masih dilakukan. Baru-baru ini ditemukan sebuah TABALA atau peti mati berukuran 4 meter di sebuah Goa di Hulu Sungai Busang Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Adanya kesesuaian antara Mite, penemuan-penemuan pra sejarah dan budaya penguburan ini membuktikan sebelum era Proto Melayu sudah ada leluhur Orang Dayak di Pulau ini. Yang masih belum dilakukan ialah; pendekatan melalui test DNA tulang belulang yang ditemukan di goa-goa pra sejarah ini dengan genetika orang Dayak masa kini, saya memiliki keyakinan bahwa ini juga pasti akan memiliki kesesuaian.
Lalu ada lagi tuduhan lain:
TAPI KAN KATA DAYAK ITU PEMBERIAN NAMA OLEH BELANDA
Jawabannya BENAR, jaman dahulu orang dayak karena saking banyaknya mereka tidak memilik nama khusus untuk menyebutkan kesukuannya tetapi lebih pada nama aliran sungai atau nama pemimpinnya. Nama Dayak dahulu hanyalah sebuah hinaan atau ejekan dari bahasa Melayu yang berarti ras liar. Tetapi kemudian identitas ini melalui suatu pergulatan social yang panjang diambil oleh suku-suku pribumi Kalimantan menjadi suatu identitas yang mempersatukan.
Suku-suku lain di Kalimantan seperti Kutai, Banjar, Paser, Tidung, Sebagian Melayu adalah merupakan keturunan suku yang disebut Dayak saat ini, sebab identitas mereka sudah terbentuk sebelum adanya nama Dayak. Tetapi kita bisa mencermati setidaknya dari 2 pendekatan sisi linguistik dan kepercayaan masyarakat mula-mula karena dua hal ini yang akan lambat mengalami perubahan ketimbang kebiasaan dan budaya.
Misal Kutai secara linguistic sangat dekat dengan Bahasa Dayak Benuaq, belum lagi melihat sisi ritual dan mite genesisnya. Demikian juga tentang suku Banjar bisa dilihat dalam artikel SIAPA ORANG BANJAR??
Jadi sangat menjadi tuduhan lancung jika mengatakan Dayak adalah suku pendatang. Apalagi ada pejabat KalTim yang mengatakan suku dari Sulawesi dalam hal ini Orang Bugis yang menjadi suku asli Kalimantan Timur.
Sejarah kedatangan Suku Bugis ke Kalimantan dimulai ketika di Kalimantan berdiri kerajaan dan kemudian menjadi kesultanan Kutai dan Paser. Ada suatu cerita sejarah dimana Sultan Kutai memberikan suatu wilayah untuk orang-orang Bugis tinggal di Kalimantan Timur. Demikian juga di daerah Kerajaan Paser ketika terjadinya pernikahan ratu Paser dengan bangsawan Bugis. Sehingga dari sejarah ini kita dapat tahu bahwa Suku Bugis adalah suku pendatang dari Sulawesi yang kemudian diterima dengan baik. Jadi jika ada sekelompok orang yang mengatakan kalau Suku Dayak lah yang menjadi pendatang maka belajar lagi pada sejarah dan ingat pepatah ini “DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG”
Tetapi mencermati bukti lingustik suku Bugis kita akan menemukan bahwa adanya kesamaan bahasa dengan suku di Taiwan – The Austronesian ancestors of the Buginese people settled on Sulawesi around 2500 B.C.E. There is “historical linguistic evidence of some late Holocene immigration of Austronesian speakers to South Sulawesi from Taiwan” – which means that the Buginese have “possible ultimate ancestry in South China”, and that as a result of this immigration, “there was an infusion of an exogenous population from China or Taiwan – (Susan G. Keates, Juliette M. Pasveer, Quaternary Research in Indonesia. Taylor & Francis, 2004). Jadi kemungkinan asalanya Suku Bugis juga adalah migrasi Proto Melayu yang mengambil arah ke Sulawesi.
Lalu ada pendekatan untuk pembenaran lagi:
KITA INI KAN SEMUA KETURUNAN ADAM DAN HAWA JADI PASTI SEMUA PENDATANG
Pendekatakan agama sangat sukar untuk didebatkan, tetapi agama Semawi meyakini kisah Adam & Hawa tapi jangan lupa agama Non Semawi memiliki kisah yang berbeda seperti Agama Kaharingan. Saya salah satu orang yang TIDAK percaya bahwa leluhur manusia HANYA berasal dari Adam & Hawa. Tetapi kembali itu adalah masalah keyakinan dan tidak akan bisa kita bahas di forum ini.
Dari penjelasan yang singkat ini jelas lah buat saya bahwa SUKU DAYAK adalah memang PRIBUMI PULAU KALIMANTAN, sudah teruji melalui puluhan ribu tahun sejarah. Dan tulisan ini bukan untuk menciptakan suatu GAP antara suku Dayak dengan Suku Pendatang di Pulau Kalimantan. Tetapi ini perlu dijelaskan, karena saya yakin Orang Jawa tidak akan suka jika dikatakan sebagai suku pendatang di Pulau Jawa, atau Orang Bugis adalah pendatang di Pulau Sulawesi.
Sebab sejarah kelam bangsa Dayak yang selalu dianggap inferior, rendah, bukan manusia, kafir inilah yang mendorong rasa jengah. Sebab adanya upaya untuk mengaburkan sejarah dan menghilangkan identitas Orang Dayak sebagai BUMI PUTERA PULAU KALIMANTAN.
Tabe
Bekasi 15/Januari/2014
de2t-kubar dayak sejahtera
Sabtu, 30 Juni 2012
Asal Mula Suku Kutai
Asal Mula
Menurut tradisi lisan dari Suku Kutai, Proses perpindahan penduduk dari daratan asia yang kini disebut provinsi Yunan – Cina selatan berlangsung antara tahun 3000-1500 Sebelum Masehi. Mereka terdiri dari kelompok yang mengembara hingga sampai di pulau Kalimantan dengan rute perjalanan melewati Hainan, Taiwan, Filipina kemudian menyeberangi Laut Cina Selatan menuju Kalimantan Timur. Pada saat itu perpindahan penduduk dari pulau satu ke pulau lain tidaklah begitu sulit kerena pada zaman es permukaan laut sangat turun akibat pembekuan es di kutub Utara dan Selatan sehingga dengan hanya menggunakan perahu kecil bercadik yang diberi sayap dari batang bambu mereka dengan mudah menyeberangi selat karimata dan laut cina selatan menuju Kalimantan Timur. Para imigran dari daratan Cina ini masuk ke Kalimantan Timur dalam waktu yang berbeda, kelompok pertama datang sekitar tahun 3000-1500 Sebelum Masehi termasuk dalam kelompok ras Negrid dan weddid kelompok ini diperkirakan meninggalkan Kalimantan dan sebagiannya punah. Kemudian sekitar tahun 500 sebelum masehi berlangsung lagi arus perpindahan penduduk yang lebih besar dan kelompok inilah yang diperkirakan menjadi cikal bakal penduduk Kutai. Setelah adanya arus perpindahan penduduk dari Yunan terjadilah percampuran penduduk kerena perkawinan.
Penduduk Kutai pada masa itu terbagi menjadi lima puak (lima suku):
Puak Pantun
Puak Punang
Puak Pahu
Puak Sendawar
Puak Melani
Puak Pantun
Puak Pantun adalah suku tertua di Kalimantan Timur, dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua di antara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan. Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun, Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tentram dapat berjalan selama masa pemerintahannya. Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.
Puak Punang
Puak Punang (Puak Kedang) adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman. Diperkirakan suku ini adalah hasil percampuran antara puak pantun dan puak sendawar (tunjung-benuaq). Oleh karena itu, logat bahasa Suku Kutai Kedang mengalunkan Nada yang bergelombang. Misalya bahasa Indonesia “Tidak”, Bahasa Kutai “Endik”, Bahasa Kutai Kedang “Inde”…. tegas alas gelombang. Suku ini mendirikan kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun (atau dikenal dengan nama Negeri Daha pada masa pemerintahan Kutai Matadipura). Puak punang ini tersebar diwilayah Kota Bangun, Muara Muntai, danau semayang, Sungai Belayan dan sekitarnya.
Puak Pahu
Puak Pahu adalah suku yang mendiami wilayah kedang pahu. Suku ini tersebar di muara pahu dan sekitarnya.
Puak Sendawar
Puak Sendawar adalah suku yang mendiami wilayah sendawar (Kutai Barat), suku ini mendirikan Kerajaan Sendawar di Kutai Barat dengan Rajanya yang terkenal dengan nama Aji Tulut Jejangkat. Suku ini mendiami daerah pedalaman. Mereka berpencar meninggalkan tanah aslinya dan membentuk kelompok suku masing-masing yang sekarang dikenal sebagai suku Dayak Tunjung, Bahau, Benuaq, Modang, Penihing, Busang, Bukat, Ohong dan Bentian.
Suku Tunjung mendiami daerah kecamatan Melak, Barong Tongkok dan Muara Pahu
Suku Bahau mendiami daerah kecamatan Long Iram dan Long Bagun
Suku Benuaq mendiami daerah kecamatan Jempang, Muara Lawa, Damai dan Muara Pahu
Suku Modang mendiami daerah kecamatan Muara Ancalong dan Muara Wahau
Suku Penihing, suku Bukat dan suku Ohong mendiami daerah kecamatan Long Apari
Suku Busang mendiami daerah kecamatan Long Pahangai
Suku Bentian mendiami daerah kecamatan Bentian Besar dan Muara Lawa
Selain suku-suku tersebut, terdapat pula suku-suku lain yaitu suku Dayak Kenyah, Punan, Basap, dan Kayan.
Suku Kenyah merupakan pendatang dari Apo Kayan, Kab. Bulungan. Kini suku ini mendiami wilayah kecamatan Muara Ancalong, Muara Wahau, Tabang, Long Bagun, Long Pahangai, Long Iram dan Samarinda Ilir.
Suku Punan merupakan suku Dayak yang mendiami hutan belantara di seluruh Kalimantan Timur mulai dari daerah Bulungan, Berau hingga Kutai. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di gua-gua batu dan pohon-pohon. Mereka dibina oleh Departemen Sosial melalui Proyek Pemasyarakatan Suku Terasing.
Suku Basap menurut cerita merupakan keturunan orang-orang Cina yang kawin dengan suku Punan. Mereka mendiami wilayah kecamatan Sangkulirang.
Suku Kayan berasal dari Kalimantan Tengah, suku ini sering juga disebut dengan suku Biaju. Mereka mendiami daerah kecamatan Long Iram.
Puak Melani
Puak Melani adalah suku yang mendiami wilayah pesisir. Mereka merupakan suku termuda di antara puak-puak Kutai, di dalam suku ini telah terjadi percampuran antara suku kutai asli dengan suku pendatang yakni; Banjar, Bugis, Jawa dan Melayu. Sehingga Puak ini memang sudah merupakan kesatuan etnis. Suku ini mendirikan kerajaan Kutai Kartanegara. Raja pertamanya bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Suku ini mendiami wilayah pesisir seperti Kutai Lama dan Tenggarong.
Dalam perkembangannya puak pantun, punang, pahu dan melani kemudian berkembang menjadi suku kutai yang memiliki bahasa yang mirip namun berbeda dialek. Sedangkan puak sendawar (puak tulur jejangkat) yang hidup di pedalaman oleh Peneliti Belanda disebut dengan istilah Orang Dayak.
SUKU DAYAK SANG KAKAK Suku KUTAI
ASAL MULA
Menurut tradisi lisan dari Suku Kutai, Proses perpindahan penduduk dari daratan asia yang kini disebut provinsi Yunan – Cina selatan berlangsung antara tahun 3000-1500 Sebelum Masehi. Mereka terdiri dari kelompok yang mengembara hingga sampai di pulau Kalimantan dengan rute perjalanan melewati Hainan, Taiwan, Filipina kemudian menyeberangi Laut Cina Selatan menuju Kalimantan Timur. Pada saat itu perpindahan penduduk dari pulau satu ke pulau lain tidaklah begitu sulit kerena pada zaman es permukaan laut sangat turun akibat pembekuan es di kutub Utara dan Selatan sehingga dengan hanya menggunakan perahu kecil bercadik yang diberi sayap dari batang bambu mereka dengan mudah menyeberangi selat karimata dan laut cina selatan menuju Kalimantan Timur. Para imigran dari daratan Cina ini masuk ke Kalimantan Timur dalam waktu yang berbeda, kelompok pertama datang sekitar tahun 3000-1500 Sebelum Masehi termasuk dalam kelompok ras Negrid dan weddid kelompok ini diperkirakan meninggalkan Kalimantan dan sebagiannya punah. Kemudian sekitar tahun 500 sebelum masehi berlangsung lagi arus perpindahan penduduk yang lebih besar dan kelompok inilah yang diperkirakan menjadi cikal bakal penduduk Kutai. Setelah adanya arus perpindahan penduduk dari Yunan terjadilah percampuran penduduk kerena perkawinan.
Penduduk Kutai pada masa itu terbagi menjadi lima puak (lima suku):
Puak Pantun
Puak Punang
Puak Pahu
Puak Sendawar
Puak Melani
Puak Pantun
Puak Pantun adalah suku tertua di Kalimantan Timur, dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua di antara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan. Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun, Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tentram dapat berjalan selama masa pemerintahannya. Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.
Puak Punang
Puak Punang (Puak Kedang) adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman. Diperkirakan suku ini adalah hasil percampuran antara puak pantun dan puak sendawar (tunjung-benuaq). Oleh karena itu, logat bahasa Suku Kutai Kedang mengalunkan Nada yang bergelombang. Misalya bahasa Indonesia “Tidak”, Bahasa Kutai “Endik”, Bahasa Kutai Kedang “Inde”…. tegas alas gelombang. Suku ini mendirikan kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun (atau dikenal dengan nama Negeri Daha pada masa pemerintahan Kutai Matadipura). Puak punang ini tersebar diwilayah Kota Bangun, Muara Muntai, danau semayang, Sungai Belayan dan sekitarnya.
Puak Pahu
Puak Pahu adalah suku yang mendiami wilayah kedang pahu. Suku ini tersebar di muara pahu dan sekitarnya.
Puak Sendawar
Puak Sendawar adalah suku yang mendiami wilayah sendawar (Kutai Barat), suku ini mendirikan Kerajaan Sendawar di Kutai Barat dengan Rajanya yang terkenal dengan nama Aji Tulut Jejangkat. Suku ini mendiami daerah pedalaman. Mereka berpencar meninggalkan tanah aslinya dan membentuk kelompok suku masing-masing yang sekarang dikenal sebagai suku Dayak Tunjung, Bahau, Benuaq, Modang, Penihing, Busang, Bukat, Ohong dan Bentian.
Suku Tunjung mendiami daerah kecamatan Melak, Barong Tongkok dan Muara Pahu
Suku Bahau mendiami daerah kecamatan Long Iram dan Long Bagun
Suku Benuaq mendiami daerah kecamatan Jempang, Muara Lawa, Damai dan Muara Pahu
Suku Modang mendiami daerah kecamatan Muara Ancalong dan Muara Wahau
Suku Penihing, suku Bukat dan suku Ohong mendiami daerah kecamatan Long Apari
Suku Busang mendiami daerah kecamatan Long Pahangai
Suku Bentian mendiami daerah kecamatan Bentian Besar dan Muara Lawa
Selain suku-suku tersebut, terdapat pula suku-suku lain yaitu suku Dayak Kenyah, Punan, Basap, dan Kayan.
Suku Kenyah merupakan pendatang dari Apo Kayan, Kab. Bulungan. Kini suku ini mendiami wilayah kecamatan Muara Ancalong, Muara Wahau, Tabang, Long Bagun, Long Pahangai, Long Iram dan Samarinda Ilir.
Suku Punan merupakan suku Dayak yang mendiami hutan belantara di seluruh Kalimantan Timur mulai dari daerah Bulungan, Berau hingga Kutai. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di gua-gua batu dan pohon-pohon. Mereka dibina oleh Departemen Sosial melalui Proyek Pemasyarakatan Suku Terasing.
Suku Basap menurut cerita merupakan keturunan orang-orang Cina yang kawin dengan suku Punan. Mereka mendiami wilayah kecamatan Sangkulirang.
Suku Kayan berasal dari Kalimantan Tengah, suku ini sering juga disebut dengan suku Biaju. Mereka mendiami daerah kecamatan Long Iram.
Puak Melani
Puak Melani adalah suku yang mendiami wilayah pesisir. Mereka merupakan suku termuda di antara puak-puak Kutai, di dalam suku ini telah terjadi percampuran antara suku kutai asli dengan suku pendatang yakni; Banjar, Bugis, Jawa dan Melayu. Sehingga Puak ini memang sudah merupakan kesatuan etnis. Suku ini mendirikan kerajaan Kutai Kartanegara. Raja pertamanya bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Suku ini mendiami wilayah pesisir seperti Kutai Lama dan Tenggarong.
Dalam perkembangannya puak pantun, punang, pahu dan melani kemudian berkembang menjadi suku kutai yang memiliki bahasa yang mirip namun berbeda dialek. Sedangkan puak sendawar (puak tulur jejangkat) yang hidup di pedalaman oleh Peneliti Belanda disebut dengan istilah Orang Dayak.
TERPECAHNYA PUAK TANAH KUTAI MELAHIRKAN ORANG DAYAK DAN ORANG KUTAI
Disinilah awal terbaginya dua golongan atau kelompok suku asli di Tanah Kutai, yakni Suku Dayak dan Suku Kutai (haloq). Haloq adalah sebutan bagi Suku Dayak atau suku asli Tanah Kutai yang keluar dari adat/budaya/kepercayaan nenek moyang ( Adat, budaya, serta kepercayaan nenek moyang tersebut masih terlihat dari ciri khas Suku Dayak saat ini). Mereka yang behaloq ( Meninggalkan adat ) lebih menerima dan mau berbaur dengan pendatang akibatnya masyarakat ini lebih sering dijumpai di daerah pesisir. Sebutan haloq mulai timbul ketika suku-suku dari puak-puak kutai di atas mulai banyak meninggalkan kepercayaan lama salah satunya adalah dengan taat pada ajaran Islam, karena adat istiadat, budaya, dan kepercayaan dari suku asli Tanah Kutai tersebut banyak yang bertentangan dalam ajaran Islam. Kemudian karena puak pantun, punang, dan melani sebagian besar meninggalkan adat atau kepercayaan lama mereka, maka mereka mulai di sebut ‘orang haloq’ oleh puak lain yang masih bertahan dengan kepercayaan lamanya (kepercayaan nenek moyang). Dan puak yang masih bertahan dengan adat/kepercayaan lamanya sebagian besar adalah puak sendawar (puak tulur jejangkat), meskipun sebagian kecil ada juga suku dari puak sendawar yang meninggalkan adat lama (Behaloq). Sejak itulah orang haloq dan orang yg bukan haloq terpisah kehidupannya, karena sudah berbeda adat istiadat.
Lambat laun orang haloq ini menyebut dirinya ‘orang kutai’ yang berarti orang yang ada di benua Kutai atau orang dari wilayah Kerajaan Kutai. Sejak itu lah kutai lambat laun mulai menjadi nama suku, yang mana suku kutai ini berasal dari puak pantun, punang, pahu dan melani dan sebagian kecil puak sendawar. Sekarang Suku Kutai sudah banyak bercampur dengan etnis lain. Terlihat dari budayanya yang merupakan hasil akulturasi dari beberapa budaya suku lain. Terutama Kutai Kartanegara yang berasal dari Jawa dan bercampur dengan suku asli tanah kutai ( saat ini disebut Suku Dayak ) tersebut.
Puak sendawar yang sebagian besar masih bertahan dengan adat/kepercayaan lama kemudian berpencar membentuk kelompok-kelompok suku pedalaman dan terasing. Mereka kini menjadi suku Tunjung, Benuaq, Penihing, Oeheng, Bentian, Bahau, Modang dan lain-lain. Mereka adalah suku yang disebut Suku Dayak pada masa kini. Dayak adalah sebutan yang dipopulerkan oleh orang Belanda, dimana mereka menyebut suku – suku asli yang mendiami pedalaman Kalimantan sebagai “Dayaker”. Sehingga istilah dayak sendiri sebenarnya bukan berasal dari leluhur orang Kalimantan itu sendiri. Oleh karena itu masih ada beberapa dari Suku Dayak enggan disebut Dayak. Mereka lebih memilih disebut subsukunya, seperti orang Tunjung, orang Benuaq, dan lain – lain.
Jadi yang disebut Suku Kutai sekarang ini adalah suku dari puak pantun, punang, pahu dan melani yang mudah berakulturasi dengan pendatang dan perlahan meninggalkan adat lamanya. Sedangkan Suku Dayak adalah dari puak sendawar yang tetap teguh memegang keyakinan leluhur. Jadi Suku Kutai bukanlah suku melayu muda akan tetapi adalah suku melayu tua, sama seperti Suku Dayak. Pengelompokkan Suku Kutai kedalam ras melayu muda hanya berdasarkan Sosio-religius atau kultural, bukan berdasarkan jenisnya (melayu tua).
Saat ini peneliti membagi suku kutai menjadi 4 sub-etnis:
Suku Kutai Tenggarong. (yang sebenarnya berasal dari puak melani)
Suku Kutai Kota Bangun. (yang sebenarnya berasal dai puak punang)
Suku Kutai Muara Pahu. (yang sebenarnya berasal dari puak pahu)
Suku Kutai Muara Ancalong. (yang sebenarnya berasal dari puak pantun)
Read more at http://ikhwanulfauzi.blogspot.com/2012/07/suku-kutai.html#MGv56oQ5PGroLriy.99
Suku kutai
http//.WWW.kutai kaka dayak.com
Suku kutai adalah suku asli yang mendiami wilayah Kalimantan Timur. Suku kutai berdasarkan jenisnya adalah termasuk suku melayu tua sebagaimana suku-suku dayak di Kalimantan Timur. Diperkirakan suku kutai masih serumpun dengan suku dayak, khususnya dayak rumpun ot-danum. Oleh karena itu secara fisik suku kutai mirip dengan suku dayak rumpun ot-danum. Dan adat-istiadat lama suku kutai banyak kesamaan dengan adat-istiadat suku dayak rumpun ot-danum (khususnya tunjung-benuaq) misalnya; erau (upacara adat yang paling meriah), belian (upacara tarian penyembuhan penyakit), memang, dan mantra-mantra serta ilmu gaib seperti; parang maya, panah terong, polong, racun gangsa, perakut, peloros, dan lain-lain. Dimana adat-adat tersebut dimiliki oleh suku kutai dan suku dayak.
Pada awalnya KUTAI bukanlah nama suku, akan tetapi nama tempat/wilayah dan nama Kerajaan. Kemudian lambat laun KUTAI menjadi nama suku. Nama Kutai berawal dari nama Kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman, sebenarnya nama kerajaan ini awalnya disebut Queitaire (Kutai) oleh Pendatang dan Pedagang awal abad masehi yang datang dari India selatan yang artinya Belantara dan Ibukota Kerajaannya bernama Maradavure (Martapura) berada di Pulau Naladwipa dan letaknya di tepi Sungai Mahakam di seberang Persimpangan Sungai Kanan Mudik Mahakam yakni Sungai Kedang Rantau asal nama Kota Muara Kaman sekarang.
Dalam berita Campa atau Cina disebut Kho-Thay artinya Kota Besar atau Bandar Kerajaan Besar.
Jadi sebutan KUTAI awalnya berasal dari berita India adalah Queitaire artinya Belantara dan Barulah kemudian dalam bahasa melayu di sebut “Kutai” (berdasarkan dialek melayu).
Sumpah Palapa Patih Gajah Mada di Majapahit sempat menyebutkan Tunjung Kuta, ada pula yang mengatakan tulisan yang benar adalah Tunjung Kutai, akan tetapi ini pada masa Kerajaan Kutai Kartanegara.
Dari pemaparan di atas diketahui bahwa KUTAI pada masa itu adalah nama Kerajaan/kota/wilayah bukan nama suku (etnis). Lalu bagaimanakan awal kemunculan suku “KUTAI” ??? jawabannya adalah:
Di Kutai dahulu terbagi menjadi lima puak (lima suku):
1. Puak Pantun
Puak Pantun adalah suku tertua di Kalimantan Timur, dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua diantara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan. Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun, Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tentram dapat berjalan selama masa pemerintahannya.
Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.
2. Puak Punang
Puak Punang (Puak Kedang) adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman. Diperkirakan suku ini adalah hasil percampuran antara puak pantun dan puak sendawar (tunjung-benuaq). Oleh karena itu, logat bahasa Suku Kutai Kedang mengalunkan Nada yang bergelombang. Misalya bahasa Indonesia “Tidak”, Bahasa Kutai “Endik”, Bahasa Kutai Kedang “Inde”…. tegas alas gelombang. Suku ini mendirikan kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun (atau dikenal dengan nama Negeri Paha pada masa pemerintahan Kutai Matadipura). Puak punang ini tersebar diwilayah Kota Bangun, Muara Muntai, danau semayang, Sungai Belayan dan sekitarnya.
3. Puak Pahu
Puak Pahu adalah suku yang mendiami wilayah kedang pahu. Suku ini tersebar di muara pahu dan sekitarnya.
4. Puak sendawar (Puak Tulur Djejangkat)
Puak Sendawar adalah suku yang mendiami wilayah sendawar (Kutai Barat), suku ini mendirikan Kerajaan Sendawar di Kutai Barat dengan Rajanya yang terkenal dengan nama Aji Tulut Jejangkat. Suku ini mendiami daerah pedalaman.
5. Puak Melani (melanti)
Puak Melani adalah suku yang mendiami wilayah pesisir. Mereka merupakan suku termuda diantara puak-puak Kutai, di dalam suku ini telah terjadi percampuran antara suku kutai asli dengan suku pendatang yakni; Banjar, Bugis, Jawa dan Melayu. Suku ini mendirikan kerajaan Kutai Kartanegara. Raja pertamanya bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Suku ini mendiami wilayah pesisir seperti Kutai Lama dan Tenggarong.
Dalam perkembangannya puak pantun, punang, pahu dan melani kemudian berkembang menjadi suku kutai yang memiliki bahasa yang mirip namun berbeda dialek. Sedangkan puak sendawar (puak tulur jejangkat) yang hidup di pedalaman berkembang menjadi suku dayak.
Terpecahnya PUAK KUTAI melahirkan/menurunkan suku Dayak dan Kutai
Disinilah awal terbaginya dua golongan atau kelompok suku besar di Kutai.. yakni dayak dan kutai (haloq). Haloq adalah sebutan bagi suku asli Kutai yang keluar dari adat/budaya/kepercayaan nenek moyang. Sebutan haloq mulai timbul ketika suku-suku dari puak-puak kutai di atas mulai banyak meninggalkan kepercayaan lama (misalnya masuk Islam). Karena puak pantun, punang, dan melani sebagian besar meninggalkan adat atau kepercayaan lama mereka maka, mereka mulai di sebut “orang haloq” oleh puak lain yang masih bertahan dengan kepercayaan lamanya (kepercayaan nenek moyang). Dan puak yang masih bertahan dengan adat/kepercayaan lamanya sebagian besar adalah puak sendawar (puak tulur jejangkat), meskipun sebagian kecil ada juga suku dari puak sendawar yang meninggalkan adat lama (Behaloq). Sejak itulah orang haloq dan orang yg bukan haloq terpisah kehidupannya, karena sudah berbeda adat istiadat.
Lambat laun orang haloq ini menyebut dirinya “orang kutai” yang berarti orang yang ada di benua Kutai atau orang dari wilayah Kerajaan Kutai. Sejak itu lah kutai lambat laun mulai menjadi nama suku, yang mana suku kutai ini berasal dari puak pantun, punang, pahu dan melani dan sebagian kecil puak sendawar.
Puak sendawar yang sebagian besar masih bertahan dengan adat/kepercayaan lama kemudian berpencar membentuk kelompok-kelompok suku pedalaman dan terasing. Mereka kini menjadi suku Tunjung, Benuaq, Penihing, Oeheng, Bentian, Bahau, Modang dan lain-lain. Mereka adalah suku yang disebut suku “Dayak” pada masa kini. Dayak adalah sebutan yang dipopulerkan oleh orang Belanda, dimana mereka menyebut suku2 asli yang mendiami pedalaman Kalimantan sebagai “Dayaker”.
“Dayak” dalam bahasa beberapa sub suku dayak berarti “hulu”.
Jadi yang disebut “suku Kutai” sekarang ini adalah suku dari puak pantun, punang, pahu dan melani. Sedangkan suku dayak adalah dari puak sendawar. Jadi suku kutai bukanlah suku melayu muda akan tetapi adalah suku melayu tua, sama seperti suku dayak. Pengelompokkan suku kutai kedalam ras melayu muda hanya berdasarkan Sosio-religius atau kultural, bukan berdasarkan jenisnya (melayu tua).
Saat ini peneliti membagi suku kutai menjadi 4 sub-etnis:
1. Suku Kutai Tenggarong. (yang sebenarnya berasal dari puak melani)
2. Suku Kutai Kota Bangun. (yang sebenarnya berasal dai puak punang)
3. Suku Kutai Muara Pahu. (yang sebenarnya berasal dari puak pahu)
4. Suku Kutai Muara Ancalong. (yang sebenarnya berasal dari puak pantun)
BAHASA KUTAI
Saat ini bahasa kutai terbagi ke dalam 3 dialek:
1. Kutai Tenggarong (vkt). Contoh: endik, artinya tidak
2. Kutai Kota Bangun (mqg). Contoh: inde / nade, artinya tidak
3. Kutai Muara Ancalong (vkt). Contoh: Hik, artinya tidak
(* sebenarnya ada diaelek bahasa kutai lainnya seperti dealek kutai pantun, sengatta, guntung dll. Yang belum diteliti oleh peneliti)
Contoh beberapa persamaan bahasa Kutai dengan Dayak:
• Nade (Bahasa Kutai Kota Bangun); nadai (Bahasa dayak Iban / Kantu’), artinya tidak.
• Celap (bahasa kutai tenggarong, bahasa dayak Iban, bahasa dayak tunjung); jelap (bahasa dayak benuaq), artinya dingin.
• Balu (bahasa kutai tenggarong); balu (bahasa dayak iban); balu’ (bahasa dayak benuaq), artinya janda.
• Hek (bahasa kutai ), he’ (bahasa dayak tunjung), artinya tidak.
• Manok (bahasa kutai), manok (bahasa dayak) artinya ayam
• Alak (bahasa kutai), alaq (bahasa dayak kenyah) artinya ambil
• Telek (bahasa kutai kota bangun), telek (bahasa dayak) artinya lihat
• Kenohan (bahasa kutai), kenohan (bahasa dayak tunjung dan benuaq) artinya danau
• Langat (bahasa kutai), Langat (bahasa dayak tunjung) artinya panas terik
• Merang (bahasa kutai), Perang (bahasa dayak tunjung) artinya panas
• Mek (bahasa kutai ), mek (bahasa tunjung) artinya ibu
• Ye (bahasa kutai kota bangun), ye (bahasa dayak tunjung) artinya “yang”
• Jabau (bahasa kutai), jabau (bahasa dayak tunjung) artinya singkong
KEKERABATAN ORANG DAYAK TUNJUNG DAN BENUAQ DENGAN ORANG KUTAI (Wikipedia Suku Benuaq)
• Mengenai nama Kutai, ada pendapat bahwa itu memang bukan menunjuk nama etnis seperti yang menjadi identitas sekarang. Sebaliknya ada yang berpendapat nama Kutai selain menunjuk pada teritori. Sumpah Palapa Patih Gajah Mada di Majapahit sempat menyebutkan Tunjung Kuta, ada pula yang mengatakan tulisan yang benar adalah Tunjung Kutai. Dulu dalam buku sejarah Kutai ditulis Kutei, padahal istilah Kutei justru merupakan istilah dalam Bahasa Tunjung Benuaq, entah kapan istilah tersebut berubah menjadi Kutai. Istilah Kutai erat pula dengan istilah Kutaq – Tunjung Kutaq dalam bahasa Benuaq. Di pedalaman Mahakam terdapat nama pemukiman (kota kecamatan) bernama Kota Bangun – sekarang didiami etnis Kutai. Menurut catatan Penjajah Belanda dulu daerah ini diami orang-orang yang memelihara babi, dan mempunyai rumah bertiang tinggi. Menurut Orang Tunjung Benuaq, istilah Kota Bangun yang benar adalah Kutaq Bangun. Demikian pula di sekitar Situs Sendawar ada daerah yang namanya Raraq Kutaq (di Kec. Barong Tongkok, Kota Sendawar ibukota Kutai Barat). Kutaq dalam bahasa Tunjung atau Benuaq berarti Tuan Rumah, jadi orang Tunjung Benuaq lebih dahulu/awal menyebut istilah ini dibandingkan versi lain yang menyebut Kutai berasal dari Bahasa Cina – Kho dan Thai artinya tanah yang luas/besar.
• Nama Tenggarong (ibukota Kutai Kartanegara) menurut bahasa Dayak Orang Benuaq adalah Tengkarukng berasal dari kata tengkaq dan karukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian Mahakam, dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong sesuai aksen Melayu.
• Perhatikan pula nama-nama bangsawan Kutai Martadipura dan Kutai Kartenagara, menggunakan gelar Aji(id)[1] – bandingkan dengan nama Aji Tullur Jejangkat pendiri Kerajaan Sendawar (Dayak) – ayah dari Puncan Karna leluhur orang Kutai. Sisa kebudayaan Hindu Kaharingan yang sama-sama masih tersisa sebagai benang merah adalah Belian Kenjong, Belian Dewa serta Belian Melas/Pelas. Ketiga belian tersebut syair/manteranya menggunakan bahasa Kutai.
REFERENSI:
-Wikipedia Suku Kutai (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kutai)
-Wikipedia Suku Benuaq (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Benuaq)
-Wikipedia Suku Dayak (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak)
-Buku “Sejarah Masuknya Islam di Kaltim” (karya: Kang Tarto)
-diskusi dengan A.IANSYAHRECHZA.F gelar Maharaja Srinala Praditha Wangsawarman sebagai Pemangku Kerajaan Kutai Mulawarman sebagai pewaris dan pelestari budaya Kerajaan Kutai Martapura sekali gus Kepala Adat Besar Kec. Muara Kaman.
-dan dari beberapa artikel-artikel dan hasil kajian2 Ilmiah tentang asal-usul penduduk Kalimantan serta “sejarah kutai”.
Maaf sebelumnya buat suku Dayak dan Kutai saya dari suku banjar
Sebenarnya buat apa kita bertikai sampai seperti ini kita ini orang kalimantan asli,, kita orang kalimantan satu ras satu keturunan kita ini satu leluhur ,kita ini sama Dayak,kutai,banjar itu satu ras satu keturunan.kita saudara jadi dari mana kita bisa membuktikan siapa yg lebih tua antara kutai dan dayak kenapa karena kita ini satu ras satu keturunan kita berasal dri nenek moyang yg sama.,jadi untuk suku kutai maupun dayak dengan hormat kita sudhi masalah ini karena kita satu ,,tugas kita skrng melindungi ,merawat,menjaga warisan dari leluhur kita bersama kita jaga tanah kelahiran dan tanah leluhur kita BANJAR,KUTAI,DAYAK itu saudara kandung itu sudh hukum alam
itulah gara-gara mau percaya dengan teori orang yang bilang orang kalimantan berasal dari yunan, inilah akibatnya. Coba kita hajar saja mereka bahwa orang Jawa berasal dari Nepal, mau tidak?artinya orang Jawa itu pendatang dari nepal, mau tidak?
Tolong lah hargai suku kami.
Kami sebagai orang suku dayak asli merasa sangat tersinggung dengan tuduhan bahwa suku dayak hanyalah pendatang di kaltim.
Kami suku dayak adalah orang asli kalimantan bukan pendatang!!
Sementara orang bugis hanyalah pendatang di pulau kami!!!
jangan pernah tuduh kami sebagai pendatang karna kamu kamu belum tau siapa dan apa di suku dayak kami .
maff kalau kata kata saya kasar tapi saya sebagai anak suku dayak asli saya tidak trima kalau kami di katakan sebagai pendatang di kalimantan timur.
saya harap anda yang menuduh kami sebagai pendatang tolong sadar diri dan jangan pernah membuat teori teori palsu karna kami juga punya prasaan jika di tuduh yang tidak benar!!!
Orang kami gk pernah buat teori palsu.gini aja kita perang ilmu aja gimana. Kalo siap ayo tarung supaya seluruh Indonesia tau siapa orang Kutai sebenarnya
KAMI DARI KALTENG SIAP TURUN LAPANGAN SODARA….. MACAM2 BUGIS.. ASAL SEDIKIT AJA ADA BERITA KAMI LANGSUNG MENDARAT
kalau menyebut suku salah,,, oknum itulah yg tepat,,, setau saya org bugis itu memang perantau dan mereka memegang pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,,,lihat saja mereka membangunsuatui daerah dimana mereka tinggal, semua suku sama ada yg baik ada yg tidak baik itu hanya perilaku oknum saja,, bukan kelompok (suku) seperti contoh jika seorang mencuri maka yg ditangkap adalah pelakunya bukan sukunya,,, kita berdiri di indonesia bukan identitas kesukuan, menurut saya suku adalah simbol ritual masing masing ,, oleh karena itu kita dipersatukan menjadi identitas indonesia,, bukan nama suku masing masing,, kita dalah indonesia , jgn mau kita di adu domba oleh oknum yg ingin memecah indonesia….
Setiap Pulau, apalagi Pulau Borneo yg begitu Luas (terluas 3 di dunia) pasti ada suku manusia pertama yg mendiami pulau tsb.
dengan berjalannya waktu secara bertahap mendapat pengaruh dari Hindu India, Cina, Budha, Islam Arab dan Kristen/Katolik.
KAMI DARI KALTENG SIAP TURUN LAPANGAN JANGAN KAWATIR SODARA DI KALTIM…. BUAT MREKA KENAL SAMA ORANG DAYAK.. MACAM2 BUGIS..
NAMA SAYA sultan aji brat kusdrat = kenapa siapa yg diajaki perang bugis kah kutai. kalo KUTAI BANJAR SIAP TURUN BANTU KUTAI DAN PERSATUAN BAKUDAPATI,GEPAK,PEMUDA LKS LASKAR KUTAI COMUNTYI, PANCASILA,BAKU CITY,GERENG ETAM, SIAP TURUN KE TENGGARONG KALO KUTAI YG DI PERANG
Waduh mau perang lg ya,,q dari banjarmasin gunakan ilmu kalian semua bida da kebanjarmasin/hantam q dulu klo kalian bisa,,hehe
pendatang yang macam2 di kalimantan semua suku dayak pasti bersatu
Mari kita belajar untuk menahan diri… Tuhan menciptakan kita terdiri dari berbagai macam bangsa dan suku, janganlah berpecah belah, ingat, yang paling baik di sisi Tuhan adalah orang yang paling beriman dan Taqwa kepada-Nya…
saya pakai bahasa indonesia saja.saya dari banjar masin saya pangeran budianyah bin haji kasdi turut bantu SUKU KUTAI
tapi bisa di jelaskan dengan tepat siapa yg menduh suku dayak pendatang apakah kutai apakah bugis itu pertanyaan saya.
SEANDAINYA kalo orang dayak tuduh orang kutai, KAMI AKAN TURUN DARI BANJAR MELAWAN DAYAK
KARNA SUKU DAYAK SUDAH BERANI MELAWAN SANG KAKA SUKU KUTAI TERTUA KALIMANTAN
bila kita mengakui asal muasal manusia bermula diciptakannya adam dan hawa maka manusia yang ada sekarang ini berasal dari adam dan hawa, dan berkembang dan bermigrasi ke seluruh permukaan bumi, jadi penduduk asli dibumi pertama kali di jazirah arab, dan penduduk asli ditempat lain adalah orang yg pertama kali sampai ditempat tersebut dang berkembang di tempat itu.wallahu a’lam.
Maaf buat saya itu hanyalah mitos saja manusia dari adam dan hawa
Says aji syaid Abdullah Di kaltim saya suku kutai,banjar..
Kami siap turun kalo Ada masalh…
Banjar kutai dayak 1 keluarga Besar…
semuanya jangan terprngaruh dengan berita di atas , itu hanya akan membuatkita berdosa , lebih baik kita mencari pahala dari pada mengadu domba / di adu domba 🙂 org yg membuat berita tersebut pasti akan merasa sangat senang jika kita / kalian mau di adu domba . kecuali kalau orang itu berani bicara di depan kita baru jitak. jadi sebaiknya abaikan saja berita ini kcuali apa yang saya katakan tadi . jika kalian mengikuti apa kata hati kita yang baik , maka hidup kita akan nyaman damai dan tentram amin…
ui ! aku urang dayak jua tapi kada bisa bahasa dayak kayapa nih?!! kacau lalu dh. tapi aku nyaman diam dalam goa elit aku bisa koneksi internet disini. hampir 30tahun aku kd suah turun gunung nah…,batagar sudah parang 4 bilah , bila ada yang handak jadi batu paasahannya bapadah aja lah , aku pasti turun gunung….alu kd pandir haja 50 orang aku wani ae melawan surangan handak pakai apa…? aku pakai parang 4 bilah yg batagar nih sebilah ja yg kupakai 🙂
segala perbedaan kita hilangkan “ORANG DAYAK MARI BERSATU” lu.. lulu lulu uui..
Sukudayak adalah suku asli kalimantan. Bahkan kerajaan hindu pertama pun juga di Kalimantan. Kemiripan Wajah suku Dayak dengan Oriental( ras mongoloid) itu merupakan proses kawin campuran, perkawinan itu antara suku asli Dayak dengan Pendatang dari Tiongkok. Warga kalimantan juga berdarah melayu, justru karena Melayu adalah bangsa perantau, sama halnya dengan Bugis yang pelaut. Raja Masuknya pengaruh dari luar itu akibat hubungan kerjasama dsn dagang. Pada Zamannya Dayak hanya mengenal Kepala suku bukan Raja.
Kerajaan tertua di Indonesia merupakan kerajaan Hindu, dimana agama ini barasal dari kekerabatan. Faktanya kerajaan Hindu Tertua di Indonesia adalah kerajaan Kutai Kertanegara dengan Rajanya Punawarman. Pertanyaannya, Mengapa bukan di Malaka, Sumatera, Jawa dan atau Sulawesi. Artinya Peradaban kerajaan dimulai dari Kalimantan. Lalu apakah Suku Jawa bukan asli Suku Jawa, Melayu bukan Suku Asli Melayu. Itu tergolong naif. Melayu identik dengan Jalan dan merupakan Pedagang, Melayu dan Bugis pengembara laut yang ulung, ada kemungkinan Bugis dan Melayu sudah membaur dengan masyarakat Dayak dan Mendiani pulau Kalimantan. Di kalimantan Wilayah Utara(Sabah-Serawak dan Negara Brunei) mayoritas Melayu Islam. Itu ada kaitannya dengn Malaka yang merupakan jajahan Inggris. Mereka masuk wilayah kalimantan berdasarkan prakarsa Inggris, dimana Inggris dan Belanda memiliki batas wilayah Sabah-Serawak, demikian Beunwi yang merupakan jajahan Inggris. Artinya Melayu di Sabah-Serawak dan Brunei bernenek moyang orang melaka. Untuk wilayah bagian selatan Kota Waringin dan Kalimantan Selatan itu mendapat pengaruh dari Melaka dan Bugis, itu berawal sejak Masuknya kerajaan Islam di Indonesia. Sebagai upaya penyebaran agama Islam sekaligus menggeluti dunia perniagaan. Rumpun adat, budaya, pakaian daerah, Melayu-Bugis Hampir sama, hanya bahasa yang berbeda. Dikarenakan pengaruh letak wilayah dan alkulturasi budaya terhadap Budaya Lokal.
Ingat Madagaskar memiliki kesamaan bahasa dengan suku dayak maanyan. Pertanyaannya adalah apakah suku Dayak Naanyan berasal dari Madagaskar? Atau Nenek Moyang suku Dayak Maanyan pernah berlayar sampai ke Madagaskar. Ras Suku dayak Maanyan( Dayak) pada umumnya adalah Mongoloid, sedangkan Madagaskar merupakan negroid. Jika di Afrika selatan ada kampung Makasar itu jelas akibat tawanan perang Zaman Hindia Belanda dahulu yang dijajah oleh negri Belanda. Tetapi Madagaskar bukan dari zaman Belanda tetapi lebih tua sebelum itu. Artinya Suku Dayak Maanyan sudah ada pada Zaman sebelum kolonialisme. Jadi jelas penduduk asli Kalimantan adakah suku Dayak..
Sangat BODOH, dan DUNGU. Seorang Pangdam serta Pejabat teras Kalimantan Timur bisa berucap seperti itu. Jiwa Munafik mereka jelas terlihat. Coba Kalau di Kalimantan Tengah yang begitu harus di Usir dari Bumi Kalimantan. Tidak perlu ditanya asal usul jika anda tidak tahu.
kalau begitu musuh kita bersama adalah Pangdam itu, hancurkan saja Pangdam seperti itu. Dayak, Banjar, Kutai sama sama hantam Pangdam penghasut itu. Penebar kebencian dan permusuhan. Pandam rasis.
Sukudayak adalah suku asli kalimantan. Bahkan kerajaan hindu pertama pun juga di Kalimantan. Kemiripan Wajah suku Dayak dengan Oriental( ras mongoloid) itu merupakan proses kawin campuran, perkawinan itu antara suku asli Dayak dengan Pendatang dari Tiongkok. Warga kalimantan juga berdarah melayu, justru karena Melayu adalah bangsa perantau, sama halnya dengan Bugis yang pelaut. Raja Masuknya pengaruh dari luar itu akibat hubungan kerjasama dsn dagang. Pada Zamannya Dayak hanya mengenal Kepala suku bukan Raja.
Kerajaan tertua di Indonesia merupakan kerajaan Hindu, dimana agama ini barasal dari kekerabatan. Faktanya kerajaan Hindu Tertua di Indonesia adalah kerajaan Kutai Kertanegara dengan Rajanya Punawarman. Pertanyaannya, Mengapa bukan di Malaka, Sumatera, Jawa dan atau Sulawesi. Artinya Peradaban kerajaan dimulai dari Kalimantan. Lalu apakah Suku Jawa bukan asli Suku Jawa, Melayu bukan Suku Asli Melayu. Itu tergolong naif. Melayu identik dengan Jalan dan merupakan Pedagang, Melayu dan Bugis pengembara laut yang ulung, ada kemungkinan Bugis dan Melayu sudah membaur dengan masyarakat Dayak dan Mendiani pulau Kalimantan. Di kalimantan Wilayah Utara(Sabah-Serawak dan Negara Brunei) mayoritas Melayu Islam. Itu ada kaitannya dengn Malaka yang merupakan jajahan Inggris. Mereka masuk wilayah kalimantan berdasarkan prakarsa Inggris, dimana Inggris dan Belanda memiliki batas wilayah Sabah-Serawak, demikian Beunwi yang merupakan jajahan Inggris. Artinya Melayu di Sabah-Serawak dan Brunei bernenek moyang orang melaka. Untuk wilayah bagian selatan Kota Waringin dan Kalimantan Selatan itu mendapat pengaruh dari Melaka dan Bugis, itu berawal sejak Masuknya kerajaan Islam di Indonesia. Sebagai upaya penyebaran agama Islam sekaligus menggeluti dunia perniagaan. Rumpun adat, budaya, pakaian daerah, Melayu-Bugis Hampir sama, hanya bahasa yang berbeda. Dikarenakan pengaruh letak wilayah dan alkulturasi budaya terhadap Budaya Lokal.
Ingat Madagaskar memiliki kesamaan bahasa dengan suku dayak maanyan. Pertanyaannya adalah apakah suku Dayak Naanyan berasal dari Madagaskar? Atau Nenek Moyang suku Dayak Maanyan pernah berlayar sampai ke Madagaskar. Ras Suku dayak Maanyan( Dayak) pada umumnya adalah Mongoloid, sedangkan Madagaskar merupakan negroid. Jika di Afrika selatan ada kampung Makasar itu jelas akibat tawanan perang Zaman Hindia Belanda dahulu yang dijajah oleh negri Belanda. Tetapi Madagaskar bukan dari zaman Belanda tetapi lebih tua sebelum itu. Artinya Suku Dayak Maanyan sudah ada pada Zaman sebelum kolonialisme. Jadi jelas penduduk asli Kalimantan adakah suku Dayak..
Sangat BODOH, dan DUNGU. Seorang Pangdam serta Pejabat teras Kalimantan Timur bisa berucap seperti itu. Jiwa Munafik mereka jelas terlihat. Coba Kalau di Kalimantan Tengah yang begitu harus di Usir dari Bumi Kalimantan. Tidak perlu ditanya asal usul jika anda tidak tahu.
Identitas Orang Dayak, adalah identitas asli manusia jaman Purbakala dan Prasejarah. Sejarah dapat diklaim / diputarbalikan dan ditaklukan, Tetapi dalam Prasejarah terdapat Hukum atas Alam dan Rimba Nya.
Memang Otak udang tuh penjabat tersebut. Mungkin dulu ga ada sekolah jd mereka bisa sebodoh itu…..sehingga dipertanyakan jabatan mrk??? Usir aja dr kalimantan. Tanah dayak….Merdeka
Komentar dari seorang pejabat tersebut memang memiliki pemikiran yang dangkal alias kelas rendahan alias “BODOH”, dan jabatan mereka hrs dipertanyakan ???
sudahlah saudraku jangan berseteru,,kita ini smua penduduk ASLI NKRI,,ingatlah perjuangan pendahulu kita dr BERBAGAI SUKU BERSATU MELAWAN PENJAJAH DEMI KEHORMATAN BANGSA KITA ini,,saya asli jakarta (suku betawi),,tp kenapa saya bisa koment di artikel ini??,,itu karna saya ingin mengenal saudara2 saya dari bebagai suku yg ad ditanah NKRI ini,,SAYA BANGGA TERHADAP KALIAN SEMUA,,karna walau berbeda suku,tp kita bisa bersatu sperti yg terpapar dalam pancasila BHINEKA TUNGGAL IKA,,yg harus kita lakukan adalah MEMPERTAHANKAN WARISAN LELUHUR KITA JANGAN SAMPAI DIAMBIL OLEH BANGSA LAIN.
salam saudaraku.
sy adalah keturunan lemurian .berkulit sawo matang.. mnurut sy sbagian dayak mmang dtang dri cina. smakin keatas.sampai ke vietnam dll. biasanya smakin kuat wajah cinanya.. sy sdh bnyk search suku2 pdalamn di brbagai ngara asean.dn kbnykn mmng mirip dayak .bajunya jg agak mirip..mreka suku pngembara dri cina sejenis mongol. krena itu mereka tidak mmbngun peradaban sperti kota .brtani dll.bajupun seadanya. lbih suka brpindah2 mncari tmpat.
Mantap……jangan sampai tanah kalimantan ada yang ngaku2.
Tanah KALIMANTAN adalah tanah SUKU DAYAK.
BRAVO DAYAK.
semakin lama cerita tentang suku dayak semakin ga jelas se’akan akan kami ini berasal dari pelanet lain kalimantan adalah tanah air dayak harga mati kami ga akan pernah mengakui claim-claim parapendatang yang ingin menguasai kalimantan.
Assalamuallaikum,,Redakan emosi.. saya suku kutai,suku bukan untuk di perdebatan.atau menjadi bahan untuk uji ilmu..berfikir jernih,suku yg baik adalah yg bisa saling menghargai, membantu,kita dalam satu Negara republik Indonesia, kita bersaudara. Bineka tunggal Ika. Hargai suku anda dengan saling menghargai, jangan.,,,,, Mencoreng suku masing2 karena pertikaian,, terima Kasih.
saya orang dayak paser dari kalimantan timur sebagai orang dayak jujur saya merasa tersingung dan tidak di hargai keberada’annya teori-teori seperti ini yang bisa mengancam keberada’an orang dayak kami orang dayak ga akan pernah mengakui teori-teori yang di buat oleh pendatang atau siapa pun yang ingin menyikirkan orang dayak dari kali mantan kami tidak pernah membuat membuat teori tentang suku lain atau pulau lain jadi tolong hargai keberadan kami khususnya buat para pendatang di kalimantan klo ga mau ada pertumpahan darah di kalimantan pendatang awalnya datang baik-baik mau nyari makan di sini makin lama makin lama mereka makin serakah dan ingin menyingkirkan orang dayak dengan berbagai macam cara. hanyq karna sebagian banyak orang dayak berkulit putih atau kuning langsat bukan berati kami datang dari cina bagai mana klo kami juga bisa membuat atau berteori tentang pendatang dari pulau lain yang berkuli gelap atau hitam itu bukan penghuni asli pulau mereka melaikan datang atau bermigrasi ke dan menetap di pulau itu karna kulit mereka sama bagai mana perasa’an mereka juga? jadi hargailah keberada’an semua suku yang ada di indonesia atau dunia.
Orang Sunda dan Betawi juga pendatang di tanah Jawa, Orang Jawa seperti muka Tukul Arwana juga pendatang di pulau Jawa, akibat kawin campur dengan Cina jadilah suku Jawa yang berkulit kuning langsat, kawin dengan Sunda jadilah suku Sunda yang putih mirip Cina, Betawi juga begitu, tetapi maukah kalian dikatakan sebagai suku pendatang di tanah Jawa? Pangdam bangsat, kalau ketemu secara pribadi potong saja lehernya. Dia bicara atas nama TNI atau pribadi? Belum lihat Dayak ngamuk kah? kalian smeua tidak pernah dengar kalau ABRI dulu jaman Orde Baru di Kabupaten Landak Kalbar markasnya pernah diserang orang Dayak, Markas sempat kosong dan gudang senjata dikuasai orang dayak. kalau Dayak mau jahat sudah hancur tuh. Mobil ABRI trukck fusonya dibakar, apakah kalian semua tahu itu? Pasti tidak tahu karena beritanya dibungkam.Itu jaman orde baru kawan dimana Soeharto masih kuat kukunya, jika Soeharto tidak ada apakah dia bisa kuat? belum tentu, hanya saja Dayak tidak mau cari masalah, tetapi jangagn dicari-cari, kalau ngamuk habis kalian.
Saya kutai paser tidak terima nama suku kutai d atas d ikut ikut kan
meralat komentar saya yang sebelumnya saya orang dayak paser dari kalimantan timur sebagai orang dayak jujur saya merasa tersingung dan tidak di hargai keberada’annya teori-teori seperti ini yang bisa mengancam keberada’an orang dayak kami orang dayak ga akan pernah mengakui teori-teori yang di buat oleh pendatang atau siapa pun yang ingin menyikirkan orang dayak dari kali mantan kami tidak pernah membuat membuat teori tentang suku lain atau pulau lain jadi tolong hargai keberadan kami khususnya buat para pendatang di kalimantan klo ga mau ada pertumpahan darah di kalimantan pendatang awalnya datang baik-baik mau nyari makan di sini makin lama makin lama mereka makin serakah dan ingin menyingkirkan orang dayak dengan berbagai macam cara. hanyq karna sebagian banyak orang dayak berkulit putih atau kuning langsat bukan berati kami datang dari cina bagai mana klo kami juga bisa membuat atau berteori tentang pendatang dari pulau lain yang berkuli gelap atau hitam itu bukan penghuni asli pulau mereka melaikan datang atau bermigrasi ke dan menetap di pulau itu dari afrika karna kulit mereka sama bagai mana perasa’an mereka juga? jadi hargailah keberada’an semua suku yang ada di indonesia atau dunia.
meralat comentar saya yang sebelumnya saya orang dayak paser dari kalimantan timur sebagai orang dayak jujur saya merasa tersingung dan tidak di hargai keberada’annya teori-teori seperti ini yang bisa mengancam keberada’an orang dayak kami orang dayak ga akan pernah mengakui teori-teori yang di buat oleh pendatang atau siapa pun yang ingin menyikirkan orang dayak dari kali mantan kami tidak pernah membuat membuat teori tentang suku lain atau pulau lain jadi tolong hargai keberadan kami khususnya buat para pendatang di kalimantan klo ga mau ada pertumpahan darah di kalimantan pendatang awalnya datang baik-baik mau nyari makan di sini makin lama makin lama mereka makin serakah dan ingin menyingkirkan orang dayak dengan berbagai macam cara. hanyq karna sebagian banyak orang dayak berkulit putih atau kuning langsat bukan berati kami datang dari cina bagai mana klo kami juga bisa membuat atau berteori tentang pendatang dari pulau lain yang berkuli gelap atau hitam itu bukan penghuni asli pulau mereka melaikan datang atau bermigrasi dari afrika dan menetap di pulau itu karna kulit mereka sama bagai mana perasa’an mereka juga? jadi hargailah keberada’an semua suku yang ada di indonesia atau dunia.
meralat komentar saya yang sebelumnya ada yang salah saya orang dayak paser dari kalimantan timur sebagai orang dayak jujur saya merasa tersingung dan tidak di hargai keberada’annya teori-teori seperti ini yang bisa mengancam keberada’an orang dayak kami orang dayak ga akan pernah mengakui teori-teori yang di buat oleh pendatang atau siapa pun yang ingin menyikirkan orang dayak dari kali mantan kami tidak pernah membuat membuat teori tentang suku lain atau pulau lain jadi tolong hargai keberadan kami khususnya buat para pendatang di kalimantan klo ga mau ada pertumpahan darah di kalimantan pendatang awalnya datang baik-baik mau nyari makan di sini makin lama makin lama mereka makin serakah dan ingin menyingkirkan orang dayak dengan berbagai macam cara. hanya karna sebagian banyak orang dayak berkulit putih atau kuning langsat bukan berati kami datang dari cina bagai mana klo kami juga bisa membuat atau berteori tentang pendatang dari pulau lain yang berkuli gelap atau hitam itu bukan penghuni asli pulau mereka melaikan datang atau bermigrasi dari afrika puluhan ribu tahun yang lalu dan menetap di pulau itu karna kulit mereka sama bagai mana perasa’an mereka juga? jadi hargailah keberada’an semua suku yang ada di indonesia atau dunia.
kebusukan para pendatang yang ingin menyingkirkan dayak dengan cara-cara pengecut sudah tercium mereka lebih baik berhati-hati klo mereka ga mau celaka sendiri mingkin mereka lupa klo putra dayak juga punya kontol geberasi dayak akan terus ada harta yang para pendatang dapatkan di sini dengan cara-cara ga baik dengangan menyingkirkan orang-orang dayak juga ga akan berkah bahkan mungkin haram klo kami orang-orang dayak ngga ikhlas ngga rela manusia-manusia busuk itu semoga ngga di terima di dunia dan akhirat ngga di terima di sisi Allah karna kebusukan mereka
DAYAK ASLI PENDUDUK BORNEO. INI BUKTI ILMIAHNYA.
Bangsa Dayak diborneo setidaknya telah berusia empat puluh ribu tahun.
baca inin tentang fosil moyang Dayak yang ditemukan di gua niah sarawak. Bandingkan fosil deep skull itu dengan tengkorak Dayak Iban (salahsatu subsuku Dayak), tengkoraknya sama. ini membuktikan bahwa bangsa Dayak asli borneo dan telah sangat tua keberadaannya yaitu kuranglebih 40 ribu tahun.
https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://theconversation.com/ancient-deep-skull-still-holds-big-surprises-60-years-after-it-was-unearthed-61572&prev=search
http://theconversation.com/ancient-deep-skull-still-holds-big-surprises-60-years-after-it-was-unearthed-61572
Ping balik: Great Dayak State – Negara Dayak Besar | Papua Merdeka News
Dayak itu berasal dari Filipina, baru abad ke 7 M migrasi ke pulau yg dekat Filipina, terdesak dr suku2 ras mongoloid dari utara.
Ngak ada suku di RI berasal dari Yunan.Asal suku2 RI dari Champa, pada abad ke 4 SM dihancurkan ( genoside ) oleh bangsa Han ( cina ).Yg selamat mengungsi ke semenanjung Malaya, lalu menyebar ke Nusantra.Bangsa Yunan bukan bangsa HAN ( Cina ), Melayu tua ( proto Melayu , animisme ) telah ada di Nusantara ini sejak Abad 4 sebelum Masehi yg berasal dr negri Champa, Melayu tua awalnya animisme, kmd hindu.
Sekarang bangsa Han merajela di Nusantara, Mau kah kalian kedua kalinya dihabisi oleh bangsa Han?!!
Dayak yg masuk Islam..kawin mawin dgn melayu.Atau Dayak masuk Islam mengadopsi budaya Melayu (krn melayu identik dgn Islam ).Dan org dayak yg masuk Islam ngak masalah disebut melayu.Dayak yg masih anismisme jg ngak masalah.Yg masalah itu cuma dayak yg masuk Kristen, krn mrk sdh di racun ( dihasut ) oleh cina2 kristen.Dayak Kristen knp kau mau dihasut oleh cina2,brp sih yg dikasih mrk ke kalian?Tak sadarkah kau Cina2 itu telah membalak Hutan2 kalian, shg Dayak yg masih anismisme pun kehilangan pencaharian.Tak cukupkah siksaan asap yg menyesakan, yg dibuat cukong2 cina itu..shg kalian masih mau menjilat/jongos cina atau mau diadu domba cina
Saya Bugis-Makassar hormat sepenuhnya kepada Suku Dayak sebagai suku asli pulau Kalimantan, tetapi jangan malah suku saya yang disalahkan karena statement orang tersebut. Terima kasih !!!
bnyk yg komen pke urat kebnykn mkn bakso urat ya,,,, kya udah pling hebat pling top,pling, kren.apa untung juga ya udhlh jngn dipikirin besok kita harus kerja cari mkn bkn cari mslh.,, INGAT diatas langit msh ad langit,,, ngomong difilter dulu,,,,,,,,
Batu Berukir di Borneo Sabah ada di Tenom. Ia juga merupakan bukti bahawa Dayak penduduk Asli Borneo. Batu itu menurut cerita orang Murut diukir sbgai peninggalan dan sumpahan 7 adik beradik sakti Murut. Murut-Dayak juga percaya Tuhan Aki Kaulun/Aki Kapunoh merupakan pencipta atau dalam bahasa Dayak lain Kaharingan/Kinorohingan. Dengan batu berukir dan peninggalan itulah membuktikan Dayak adalah penduduk asli Borneo.
yg d permasalahkan kenapa suku kami halok d tuduh ngehina dayak pendatang bila kami pernah ncarang tegak tuu,kami kutai hilir diam maha leh,mun sampai kutai hulu tahu tentang nie bisa perang dayak vs kutai nie,mending di hapus fotingan nie dari pada kendia beparangan,mun kutai hulu sampai tahu nie sumpah sida pasti datang lagi hati hati
yg d permasalahkan kenapa suku kami halok d tuduh ngehina dayak pendatang bila kami pernah ncarang tegak tuu,kami kutai hilir diam maha leh,mun sampai kutai hulu tahu tentang nie bisa perang dayak vs kutai nie,mending di hapus fotingan nie dari pada kendia beparangan,mun kutai hulu sampai tahu nie sumpah sida pasti datang lagi hati hati
Nama suku dayak dlu adalah punannaput dan nama itu d ganti oleh penjajah yaitu dayak, kalo kutai dlu namanya halok, halok d artikan tinggal d simpang muara sunga kalimantan kalo dayak tinggal d pedalaman hutan,kalo suku banjar tinggal d pesisir laut,kalo paser masih termasuk suku kutai tapi beda kerajaan kalo kutai tenggarong masih menganut jepen kalo kutai paser berau menganut bekenjong
Siapa manusia asli Kalimantan? jawabnya tidak ada. Ras melanesia (Papua) boleh dibilang lebih dulu menghuni Nusantara, termasuk di Kalimantan. Lalu masuk ras Austronesia dan Austro-asiatik (baca: Out of Taiwan), yang mendesak Melanesia ke timur.
Suku Dayak sendiri percampuran genetika Austronesia (sekitar 60%) dan Austro-asiatik (30%), dan genetika lainnya (10%). Suku Bajo dan Bugis juga sama, ternyata leluhur dan asal-usul genetikanya juga sama.
Suku Banjar itu secara genetika Dayak Maanyan (sekitar 60%) dan Melayu (40%). Dari mana asal ras Melayu datang? yaitu dari Semenanjung Melayu (wilayah Sriwijaya).
Nah, percampuran beragam genetika inilah yang membentuk identitas INDONESIA.
Bahasa bisa dipinjam, tapi genetika tidak bisa. Riset genetika memetakan asal-usul manusia Indonesia sekarang lagi dikerjakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman atau Lembaga Eijkman.
Jadi, Indonesia itu ya beda-beda.
Sebenarnya untuk diskusi tentang siapa yang asli adalah sangat sulit, tetapi yang jelas migrasi dari daratan China/Vietnam telah terjadi berkali2, menurut beberapa literatur, migrasi Dayak yang pertama adalah sub etnis Dayak Kenyah, dan yang terakhir adalah sub etnis Dayak Iban. Secara kasat mata memang terlihat dari teknologi di peradaban sub etnis tersebut, dimana sub etnis Dayak Iban teknologi serta budayanya “lebih tinggi” artinya ini menunjukkan bahwa mereka kelompok migrasi terakhir. Yang menarik di awal tahun 90an di bukit Selindung Kec. Selakau (dekat sungai Sebangkau) Kalbar, ditemukan “Tambur Dongsong” (ada di Museum Pontianak) artinya sekitar 2000-2500 tahun SM (artinya sekitar 4500 tahun yang lalu), ada migrasi dari daratan China/Vietnam ke Kalimantan Barat. nah apakah ini asal usul etnis Dayak masih menjadi pertanyaan buat kita semua.
Hadeh.. Ane baca komen kok jadi pade berantam?? Teman-teman jangan melihat perbedaan pada sukunya. Semua suku itu sama. Entah suku dayak, jawa, bugis, sunda, makassar, papua bahkan yang dari padang pun.. Semuanya sama. Satu. Manusia Indonesia. Tidak usah liat perbedaannya tapi liat yang menyatukan perbedaan itu. Mari berpikir luas dan berjiwa besar, saling merangkul, saling asuh, asa dan asih.. Salam cinta Indonesia ku.
Orang2 Kalimantan itu semua bersodara, masih satu keturunan Kutai,Banjar,Dayak,Paser,Tidung. Adalah suku Asli tanah Borneo ini.
Apa mungkin ya orang yang d.kenal Orang hindu kaharingan sebagai TETEk TATUM manusia pertama tinggi besar itu sebenar ya sama yang dikenal orang islam sebagai NABI ADAM soal nya sama2 tinggi dan besar….Bisa jdi kan Nabi ADAM dulu d.turun kan tuhan d.tanah Kalimantan/borneo……
Bisa jadi TETEK TATUM iyalah adam karena sama sama orang pertama d.turunkan tuhan pertama k.bumi dan sama sama orang yang tinggi besar..
Ping balik: Great Dayak State – Negara Dayak Besar
Sebenarnya ,suku Dayak berasal dari China memang ada faktanya.Tetapi bukan semua suku Dayak asal China.Yang Dipercayai berasal dari China afalah Rumpun dayak Kayan Kenyah berdasarkan sejarah lisan,kaitan budaya telinga panjang sama dengan suku Li di Hainan,wanita bertatoo ,topi dan juga kemiripan bahasa dan nama nama yang bermarga China seperti nama Li ,ling,Long,Miao dan sebagainya.Bahkan ada juga pakar berpendapat Dayak Kayan Kenyah mempunyai kulit putih dan bermata sepet seperti orang Chines.Jadi tak hairan kalau wanita Kenyah dan Kayan cantik cantik